6/14/10

Social Capital Dalam Masyarakat Wetu Telu

Dalam beberapa tahun terakhir perjalanan kita sebagai bangsa, telah dikejutkan oleh begitu maraknya bencana mulai dari kecelakaan pesawat, kereta api hingga kecelakaan laut sebagai akibat dari lemahnya kebijakan transportasi kita dalam menjawab dinamika transportasi yang selalu menuntut perubahan dan perbaikan kearah terciptanya system transportasi yang nyaman dan mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat, kemudian akhir-akhir ini melalui berbagai media, baik itu elektronik maupun cetak, indera kita telah dimanjakan oleh berbagai tontonan bencana alam seperti banjir hingga tanah longsor yang tidak sedikit berdampak kerugian terhadap materi dan nyawa. Bencana yang merupakan refleksi terhadap apa yang telah kita perbuat terhadap alam, berbagai program penanganan telah diwacanakan untuk mengatasi situasi seperti ini, tetapi di pihak lain pemerintah gagal menjalankan regulasi terhadap berbagai aktifitas eksploitasi alam.

Film Sex Bumbu Horor, Itu Yang Benar...!!

Kalau dulu kita mengenal Suzzana karena rambut panjang terurai dan matanya yang melotot tajam ketika memainkan peran hantu, maka sekarang kita lebih mengenal Dewi Persik dalam film hantu sebagai hantu seksi yang penuh gairah dan birahi. Dalam hampir setiap film hantunya, Dewi Persik secara sangat berani mempertontonkan hampir semua bagian tubuhnya. Bahkan dalam sebuah filmnya, Dewi dengan ekstrim beradegan tanpa penutup bagian dada sedang beraksi dengan seorang pria yang menikmati tubuhnya diatas ranjang. Hal serupa juga terjadi pada Julia Perez, artis film hantu lainnya.
Dua nama diatas bisa dikatakan sebagai ikon artis binal yang kerap menjadi langganan para sutradara film horor. Contoh lain yang bisa saya berikan adalah para wanita dalam film Hantu Binal Jembatan Semanggi. (silahkan di klik) Sehingga, tidak heran saat ini bermunculan artis film horor (saya lebih senang menyebutnya : artis film esek-esek) bak cendawan dimusim hujan
Dan fakta yang ada saat ini adalah, main film horor adalah jalan paling mudah bagi seseorang, khususnya wanita untuk memulai karir di dunia selebritas Indonesia. Tentu dengan syarat harus berani mempertontonkan kemolekan tubuh.

Marginalisasi versus Dominasi Dalam Film Horor Indonesia

Membicarakan perempuan dan film (dalam tulisan ini, dikhususkan pada film horor) adalah sesuatu hal yang mungkin tidak akan ada habisnya. Bagaimana tidak, dalam sejarahnya, perempuan selalu saja menjadi objek jualan dari para pelaku bisnis film. Hal ini tentu tidak bisa serta merta dikatakan salah. Mengutip teori permintaan yang berbunyi –produksi naik ketika permintaan pasar meningkat. Itulah yang terjadi pada film horor di Indonesia dari masa ke masa. Selain atas alasan pasar, faktor kultur masyarakat Indonesia yang begitu lekat dengan unsur mistik dan klenik tidak bisa dilupakan begitu saja.
Bangkitnya gairah film bergenre horor diawali dengan hadirnya film Beranak Dalam Kubur pada era tahun 70-an, yang juga mengantar Suzzana -kemudian dijuluki sebagai “Ratu Film horor Indonesia” karena perannya pada puluhan film horor Indonesia, seolah menjadi tolok ukur genre pasar saat itu. Sehingga akhinya, sampai saat ini film horor Indonesia tidak bisa terlepaskan dari sosok perempuan sebagai poin sentral dalam ceritanya. Dengan latar cerita yang merupakan adopsi dari legenda-legenda rakyat zaman dulu. Sebut saja film Nyi Blorong, Ratu Pantai Selatan, Mak Lampir serta Sundel Bolong sebagai contoh.

5/25/10

Agama Dalam Bingkai Kapitalisme Media

Industri media adalah salah satu bentuk industri padat modal. Jumlah uang yang berputar didalamnya mampu menembus angka ratusan milyar, bahkan trilyunan. Sehingga tidak salah jika bisnis media mampu menjadi daya tarik banyak orang unuk menjadikannya sumber penghidupan.
Disamping itu juga, karena sifat dari bisnis media adalah industri kreatif,maka orang-orang yang berkecimpung didalamnya dituntut untuk melalu menyajikan hal yang menarik, informative dan bermanfaat. Sehingga dalam.....

5/24/10

Sabda Rating Yang Tak Terbantahkan

“Sebuah Drama Reality, pencarian yang akan mempertemukan client dengan orang yang sangat ingin ditemuinya (target) karena sebuah alas an khusus, dimana client tidak tahu keberadaan sang target sekarang (lost contact).
Target bisa merupakan seseorang dari masa lalu client (mantan pacar, teman kecil, sahabat, kerabat, dll) Atau seseorang yang pernah ditemui client tapi tidak tahu siapa dan dimana target berada. Host akan melakukan pencarian berdasarkan petunjuk yang dimiliki oleh client, seperti foto, surat, alamat terakhir, dll”
Setelah berhasil melakukan pencarian, host kemudian akan mempertemukan client dengan sang target. Konflik akan terjadi pada saat proses pertemuan client dengan target. Program akan diperkuat dengan testimony dari client, target, dan bahkan host. Melalui testimony, penonton dapat melihat dan merasakan apa yang....